Pentingnya Vitamin D untuk Pertumbuhan si Buah Hati
Nutrient D mempunyai fungsi menjaga keseimbangan kalsium dan pembentukan tulang. Nutrient D berperan penting dalam penyerapan kalsium dan menghambat hormone paratiroid. Hormon paratiroid akan menyerap kembali jaringan tulang yang akan membuat tipis dan keropos.
Kedua fungsi ini berperan penting dalam pertumbuhan seorang anak. Nutrient D berperan penting sejak ibu hamil. Sayangnya angka kekurangan nutrient D pada ibu hamil lebih dari 60 persen. Ibu hamil sering kali mengalami kekurangan nutrient D karena kurang terpapar sinar matahari sebagai sumber nutrient D utama. Selain asupan yang kurang.
Suplementasi nutrient D 200 IU per hari dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan ibu hamil dan menyusui. Dosis terapi diberikan jika ibu hamil mengalami defisiensi. Dosis nutrient D untuk anak sebesar 400 IU sampai usia 12 bulan, 600 IU untuk usia 1-70 tahun dan 800 IU untuk orang dewasa lebih dari 70 tahun.
Konsumsi nutrient D yang berlebihan akan menyebabkan mual dan muntah, gatal, susah buang air besar atau konstipasi, dan nafsu makan yang buruk.
Nutrient D tidak banyak terdapat dalam makanan. Nutrient D bisa diperoleh dengan mengonsumsi susu yang difortifikasi, sereal yang difortifikasi, ikan salmon, mackerel, dan sarden. Sumber makanan lain adalah ikan fish, hati sapi, dan kuning telur. Ikan salmon termasuk makanan yang banyak mengandung nutrient D. Setiap 3 ons ikan salmon mengandung 477 IU nutrient D. Jumlah nutrient D yang dibentuk oleh kulit bergantung pada banyak faktor. Termasuk musim, lokasi geografis dalam garis lintang bumi, dan jumlah pigmen kulit.
Kekurangan nutrient D dapat menyebabkan kelainan yang jarang pada anak yang disebut Ricketsianutrisional. Kejadian rickets di Amerika lebih tinggi dibandingkan di negara berkembang. Yaitu 24 kasus per 100.000 kelahiran.
Rickets menyebabkan anggota badan lemah dan skoliosis. Serta dapat menyebabkan patah tulang. Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko ricketsnutrisional. Yaitu bayi yang mendapat ASI eklusif tanpa suplementasi nutrient D, ibu menderita kekurangan nutrient D, jarang mendapat sinar matahari, dan konsumsi diet yang rendah nutrient D serta kalsium.
Nutrient D berperan penting dalam fungsi otot dan sistem kekebalan tubuh. Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang berperan penting untuk melawan infeksi dan penyebab penyakit yang lain. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nutrient D melindungi usus besar, prostat, dan kanker payudara. Beberapa penelitian lain menunjukkan, nutrient D mencegah diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan different sklerosis.
American Academy of Pediatrics (AAP) atau ikatan dokter anak Amerika merekomendasikan asupan nutrient D insignificant 400 IU per hari segera setelah bayi lahir. Jika bayi mendapat ASI ekslusif atau ASI dan susu recipe, maka mendapat asupan 400 IU per hari mulai hari pertama kehidupan sampai usia 12 bulan. Sedangkan jika bayi tersebut tidak mendapat ASI sama sekali dan hanya diberikan susu recipe, maka bayi tidak memerlukan suplementasi nutrient D.
Anak di Indonesia hanya mengonsumsi sedikit makanan yang kaya nutrient D. Makanan seperti ikan fish, sarden, mackerel dan keju jarang dikonsumsi oleh anak Indonesia. Sehingga pemberian konsumsi makanan yang kaya nutrient D disertai suplementasi pada anak balita menjadi penting. Terutama anak-anak dengan riwayat defisiensi nutrient D yang disertai gejala. Konsumsi nutrient D pada wanita hamil dan menyusui adalah beberapa hal penting yang bisa dilakukan untuk mengurangi dan mencegah kekurangan nutrient D pada anak.